Friday, February 22, 2008

..i'm a taler

TRAGEDI JODOH…
Setiap manusia diciptakan berpasang- pasangan. Idealnya begitu. Tapi bagaimana denganku? Apakah Aku termasuk orang yang gagal dalam hidup ini, karena tak punya pasangan?! Pertanyaan itu selalu menghantui keseharianku. Aku adalah anak bungsu dari 3 bersaudara. Ayahku adalah suami keempat dari Ibuku, konon Ayah menikah dengan ibuku atas izin dari istri pertamanya, karena dia tidak bias mengandung. Sedangkan Ibuku adalah istri ketiga dari Ayahku, setelah istri kedua Ayah meninggal karena kecelakaan pesawat. Sedangkan ibu manikah dengan ayah karena keadaanlah yang memaksa. Suami pertama Ibu meninggal karena usianya yang sudah lanjut. Suami kedua tenggelam di laut Banda dan jasadnya tidak ditemukan. Oh iya suami kedua Ibu bekerja sebagai kapten kapal laut. Suami yang ketiga masih hidup, Ibu berpisah dengannya karena perbedaan prinsip.
Minggu ini adalah hari ultahku yang ke-29, dan juga merupakan hari perjodohanku yang ke-15. Sebenarnya bukan inginku untuk mengikuti perjodohan. Tetapi mengingat paksaan, usaha, dan keinginan dari ayah dan kakak-kakakku, apa boleh buat! Seperti biasa calon- calon yang dipilih oleh Kak Ryan selalu yang itu- itu melulu. Anak dari pejabat atau paling tidak dari golongan yang sedrajat. Pekerjaan dan hidupnya haruslah lebih mapan dariku. Soal criteria yang kuberikan tak pernah ditanggapi oleh Kak Ryan.”Memangnya yang mau nikah itu sebenarnya siapa?”jengkelku harus mau menuruti kehendak orang tua. “Tetapi...tidak untuk hari ini. Hari ini Aku ingin menolak!”pikirku dalam hati.Akhirnya Aku mengatakan semuanya, semua yang ada di hatiku selama ini, semuanya yang seharusnya kukatakan sejak awal.”Tidak Yah, Kak, Ibu!Aku tidak ingin lagi dijodohkan! Dari dulu Aku tidak suka, tidak ingin. Apakah kalian tidak sadar juga, selama ini Aku selalu gagal dan jauh dari jodoh karena perbuatan kalian, tindakan seenaknya dan terlalu memaksa yang telah kalian lakukan.!Coba kalian pikir, apa kekuranganku?!Aku tidak kekurangan sesuatu apapun. Tapi tak seorangpun mau melirikku, karena takut, takut ditolak oleh keluargaku, takut karena standar yang kalian berikan terlalu tinggi. Dengar, yang kuinginkan hanyalah cinta, Aku ingin memilih cintaku sendiri, mengejar jodohku sendiri.” Dengan nada tinggi Aku menjelaskan panjang lebar di depan seluruh anggota keluargaku, termasuk pelayan- pelayan rumahku. Tak sadar, air mataku pun jatuh tak tertahankan, menyadari semua yang telah kukatakan terlalu berlebihan. Tiba- tiba Ibu terkena serangan jantung, tak seorangpun berani berkata, apalagi memarahiku. Semua orang panik, “Panggil dokter!”teriak Kak Santy. Tapi terlambat, Ibu sudah pergi. “Apa yang telah kaulakukan key?!”tanyaku kepada diri ini.
Senin siang tepatnya jam 14.00 pemakaman Ibu dilakukan.”Maaf, maafkan anak durhakamu ini Bu, maaf!”hanya itu yang bias kulakukan. Tak ada yang menyalahkanku, sangat menyakitkan. Tak ada lagi yang menghiraukanku, mereka seperti menganggapku sudah mati.“Ya hukuman ini pantas untukku.” gumamku perlahan. “Tapi hati ini masih merasa bahwa Key-key nggak salah, Aku tidak salah.”hatiku mencoba mengukuhkan kembali diri ku. Hari- hari kulalui tanpa interaksi dengan keluargaku, tanpa berbicara dengan Ayah, terlebih lagi minta maaf.”Tak akan.”kukuhku.
Penyakit yang diderita ayah kambuh lagi, seminggu setelah kematian Ibu, ayah masuk rumah sakit. 3 hari kemudian beliau meninggal.” Terkutuk kau key, terkutuklah kau. Ini semua adalah kesalahanmu. Kau telah membunuh kedua orang tuamu. Yang paling kusesali adalah Aku belum sempat minta maaf padamu Yah. Selembar surat yang berisi 4 kalimat permintaan maaf, ditinggalkannya untukku. Isinya; Kepada anakku yang tersayang, maafkanlah keegoisan kami. Kami telah gagal menjadi orang tuamu. Maafkanlah Ibu dan Ayahmu ini. Hanya itu permintaan terakhir kami, Kamu tidak salah, terima kasih nak.
Yah, Bu Aku akan selalu memaafkanmu.
Maafin Keysha jugaYa…


No comments: